Bab. 9 Wawancara - Komunikasi Bisnis |
Wawancara dapat diartikan sebagai suatu percakapan yang terncana dengan tujuan antara dua pihak yaitu si pewawancara dan yang diwawancarai.
Ada tiga karakteristik yang membedakan wawancara dengan percakapan biasa, yaitu:
- Wawancara mempunyai tujuan yang lebih jelas bila dibandingkan dengan percakapan biasa.
- Dengan adanya tujuan yang jelas maka wawancara akan menjadi formal dibandingkan dengan percakapan biasa.
- wawancara ditekankan untuk mendapatkan informasi yang akan berguna bagi pengambilan keputusan perusahaan.
Jenis – Jenis Wawancara
Wawancara dapat diklasifikasikan kedalam dua kelompok, yaitu:
- wawancara yang terfokus pada pertukaran informasi antara lain:
- wawancara pekerjaan
- wawancara untuk menggali informasi
- wawancara persuasif
- wawancara bagi karyawan yang berhenti bekerja
- wawancara yang berfokus pada pertukaran perasaan
- wawancara evaluasi
- wawancara konseling
- wawancara penyelesaian konflik
Persiapan Seorang Pewawancara
- harus mengetahui gambaran yang jelas mengenai struktur organisasi perusahaan.
- mengetahui informasi dengan rinci mengenai pekerjaan yang ditawarkan.
- membatasi area yang akan dicakup dalam wawancara dan juga pertanyaan yang penting untuk ditanyakan.
- apabila pekerjaaan yang ditawarkan berkenaan dengan keterampilan, maka pewawancara harus mempersiapkan bagaimana cara yang akan digunakan untuk menguji keterampilan calon pekerja.
- mengatur wawancara termasuk menentukan jadwal wawancara.
Struktur Wawancara
Terdiri dari enam tahap, yaitu:
- Perencanaan.
Tidak termasuk bagian wawancara, karena dilakukan sebelum proses wawancara dilaksanakan.
Berikut ini adalah hal yang harus dilakukan seorang pewawancara dalam merencanakan wawancra:
- Menentapkan tujuan
- Mempelajari berkas pelamar
- Mengembangkan pertanyaan berdasarkan jenis pekerjaan yang akan dilakukan oleh pekerja.
- Mengidentifikasi jawaban yang diinginkan.
- Memilih tempat yang tepat dan menginformasikan kepada pelamar.
- Membuat undangan wawancara keada pelamar.
- Menciptakan Hubungan.
Untuk mengurangi kegugupan dan ketegangan serta memudahkan jalannya pertukaran informasi maka seorang pewawancara yang baik akan mencoba untuk mencairkan suasana dengan menciptakan hubungan terlebih dahulu dengan pelamar.
- Menetapkan Tujuan
Pewawancara harus memberikan penjelasan kepada pelamar apa yang ingin dicapai melalui wawancara ini, apa yang diharapkan oleh pewawancara.
- Suatu skema wawancara dimulai dengan latar belakang pendidikan dan aktivitas pelamar. Dilanjutkan dengan pengalaman kerja dan diakhiri dengan aktivitas pekerjaan.
- Tahap Membuat Ringkasan dan mengakhiri wawancara.
Pada saat wawancara terjadi pertukaran informasi antara pewawancara dan pelamar. Oleh karena itu penting bagi seorang pewawancara untuk memeberikan tanda-tanda baik secara verbal maupun nonverbal bahwa proses wawancara telah selesai.
- Tahap Evaluasi
Tahap ini dilakukan setelah wawancara berakhir. Semua informasi yang dirangkum secara keseluruhan tanpa ditambah atau dikurangi.
Hal yang perlu dilaporkan adalah informasi yang relevan dengan tujuan wawancara, misalnya pendidikan, pelatihan, pengalaman kerja, keorganisasian, hobi, karakteristik pribadi dan kesimpulan secara keseluruhan.
Bentuk Pertanyaan
- Pertanyaan terbuka.
- Pertanyaan Tertutup.
- Pertanyaan netral dan mengarahkan.
- Pertanyaan yang mengandung beban.
- Mirror question.
Persiapan Wawancara Bagi Seorang Pelamar
Beberapa persiapan yang perlu dilakukan :
- Ketahuilah diri anda sebelumnya.
- Laukan beberapa riset pada perusahaan tersebut
- Membuat beberapa pertanyaan yang sekiranya akan ditanyakan oleh pewawancara.
- Perhatikan penampilan anda
- Periksa tempat dan waktu dengan teliti.
Tags
Tugas Kampus